Selasa, 31 Desember 2013

Nanda

Nanda adalah namanya kini tiggal disalah satu desa terpencil di daerah Ciamis.Siswi kelas 5 SD ini merupakan sisiwi yang sangat cerdas hampir disetiap semester dia selalu mendapatkan peringkat tiga besar. Dia tinggal bersama Ibu nya yang bernama Ami dan Bibi nya yang bernama Ina. Ayahnya sudah lama pergi meninggalkannya tepatnya ketika umurnya masih 5 tahun dan sehabis Ibu nya mengalami kecelakaan motor dan ketika itu juga Ibu nya difonis mengalami kelumpuhan.
            Kini Nanda menjadi tulang pungung untuk keluarganya maklum saja selain Ibu nya yang mengalami kelumpuhan Bibi nya pun juga mengalami gangguan kejiwaan. Saat disekolah Nanda menjualkan jajanan yang dibuat oleh Ibu nya yaitu bakwan, cilok, dan cimol. Ketika teman – temannya asik bermain Nanda sibuk berjualan itu semua dia lakukan demi menyambung hidupnya. Ketika ia pulang sekolah bu Ami meneteskan air matanya ia sangat terharu sekaligus malu karena harus mengobarkan anaknya utuk mencari nafkah.  “maafkan Ibu nak, kamu terlalu kecil untuk mencari nafkah tetapi apa daya ibu mu ini tidak dapat berbuat apa – apa”. Lalu Nanda menjawab “ tidak apa – apa bu aku iklas menjalani semua ini”.
            Tak lama dari itu Nanda harus kembali berkerja kini tugasnya adalah menjajakan es yang di buat oleh Ibu Ros dia adalah tetangga Nanda.Memang  upah menjual es tidaklah besar hanya 2000 itu juga kalau es yang ia jual laku semua. Ketika kaki mungilnya berjalan dan melihat teman – teman seusianya bermain memang ada keinginan Nanda untuk bermain layaknya anak seusianya. Diejek teman sudah biasa buatnya hanya dapat bersabar saja ketika teman – temannya mengejeknya. Memang awalnya dia merasa malu ketika temannya mengejeknya.

            Kini hari sudah larut dan saatnya Nanda harus beristirahat untuk mengembalikan staminanya di hari esok. Dan ketika Nanda terlelap Ibu nya melihatnya dengan mata berkaca – kaca sambil mengusapkan keningnya. “lelah yang kamu rasakan saat ini tidak kau rasakan maafkan ibu nak”. Ketika larut malam hujan membasahi dan ketika itu pula Ibu Ami harus begadang karena rumah yang mereka tempati itu bocor. Agar tidak menganggu kenyamaan putri kecilnya Ibu Ami menadahi bagian bocor karena bagian bocor itu tepat diatas kepala Nanda. Dengan melihat keadaan ini Ibu Ami sanggat ngenas sekali. Dalam doa nya Ibu Ami selalu berharap agar Nanda dapat menjadi lebih baik dan menjadi kebanggaan bagi orangtuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar