Nanda adalah
namanya kini tiggal disalah satu desa terpencil di daerah Ciamis.Siswi kelas 5
SD ini merupakan sisiwi yang sangat cerdas hampir disetiap semester dia selalu
mendapatkan peringkat tiga besar. Dia tinggal bersama Ibu nya yang bernama Ami
dan Bibi nya yang bernama Ina. Ayahnya sudah lama pergi meninggalkannya
tepatnya ketika umurnya masih 5 tahun dan sehabis Ibu nya mengalami kecelakaan
motor dan ketika itu juga Ibu nya difonis mengalami kelumpuhan.
Kini Nanda menjadi tulang pungung
untuk keluarganya maklum saja selain Ibu nya yang mengalami kelumpuhan Bibi nya
pun juga mengalami gangguan kejiwaan. Saat disekolah Nanda menjualkan jajanan
yang dibuat oleh Ibu nya yaitu bakwan, cilok, dan cimol. Ketika teman –
temannya asik bermain Nanda sibuk berjualan itu semua dia lakukan demi
menyambung hidupnya. Ketika ia pulang sekolah bu Ami meneteskan air matanya ia
sangat terharu sekaligus malu karena harus mengobarkan anaknya utuk mencari
nafkah. “maafkan Ibu nak, kamu terlalu
kecil untuk mencari nafkah tetapi apa daya ibu mu ini tidak dapat berbuat apa –
apa”. Lalu Nanda menjawab “ tidak apa – apa bu aku iklas menjalani semua ini”.
Tak lama dari itu Nanda harus
kembali berkerja kini tugasnya adalah menjajakan es yang di buat oleh Ibu Ros
dia adalah tetangga Nanda.Memang upah
menjual es tidaklah besar hanya 2000 itu juga kalau es yang ia jual laku semua.
Ketika kaki mungilnya berjalan dan melihat teman – teman seusianya bermain
memang ada keinginan Nanda untuk bermain layaknya anak seusianya. Diejek teman
sudah biasa buatnya hanya dapat bersabar saja ketika teman – temannya
mengejeknya. Memang awalnya dia merasa malu ketika temannya mengejeknya.
Kini hari sudah larut dan saatnya
Nanda harus beristirahat untuk mengembalikan staminanya di hari esok. Dan ketika
Nanda terlelap Ibu nya melihatnya dengan mata berkaca – kaca sambil mengusapkan
keningnya. “lelah yang kamu rasakan saat ini tidak kau rasakan maafkan ibu
nak”. Ketika larut malam hujan membasahi dan ketika itu pula Ibu Ami harus
begadang karena rumah yang mereka tempati itu bocor. Agar tidak menganggu
kenyamaan putri kecilnya Ibu Ami menadahi bagian bocor karena bagian bocor itu
tepat diatas kepala Nanda. Dengan melihat keadaan ini Ibu Ami sanggat ngenas
sekali. Dalam doa nya Ibu Ami selalu berharap agar Nanda dapat menjadi lebih
baik dan menjadi kebanggaan bagi orangtuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar