Desember
2002 suaminya yang bernama Sumadi sudah meninggal karena penyakit kangker ganas
yang hinggap sudah sejak tahun 2000. Kini dia tinggal dengan dua orang anaknya
yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Ibu ini bernama Sari dan kedua
anaknya yang bernama Annis dan Sem. Ketika Ibu Sari duduk dan termenung ia
sadar bahwa sekarang ia harus mencari pekerjaan agar ia dan kedua anaknya dapat
terus tetap hidup. Ia sadar bahwa anak – anaknya adalah anak – anak yang pandai
jadi sangat disayangkan jika ia harus mengorbankan anak – anaknya. Karena satu
– satu nya asset ia hanyalah anak – anak mereka.
Setelah beberapa hari suaminya
meninggal Ibu Sari bergegas untuk membuka warung kecil – kecilan dirumahnya.
Karena, menurut ia jika dia membuka usaha dirumah anak – anaknya masih dapat
dia urusi juga. Tetapi apa daya usaha yang diritis Ibu Sari gagal karena ia
harus membayar utang – utangnya kepada rentenir untuk mengobati suaminya
dahulu. Dia bingung kalau terus –terusan begini bagaimana anak – anaknya karena
dia sudah tidak memiliki harta apapun. Dan akirnya ia memutuskan untuk
berunding dengan saudara – saudaranya bagaimana yang harus ia lakukan. Kemudian
kaka Ibu Sari memutuskan bahwa utang – utang yang dimiliki Ibu Sari akan ia
lunasi semua. Mendengar keputusan itu Ibu Sari sanggat bahagia dan mengucapkan
terimakasih kepada kakanya. Dan karena sakarang Ibu Sari sudah tidak memiliki
uang untuk modal usaha maka sekarang Ibu Sari mencari pekerjaan baru yang tidak
membutuhkan modal berupa uang dan bisa ia kerjakan. Dan menjadi pembantu rumah
tangga adalah solusinya.
Keesokan harinya Ibu Sari melamar
pekerjaan di komplek sebuah perumahan yang letaknya tak jauh dari rumahya. Dan
syukur Alhamdulillah Ibu Sari dapat diterima menjadi pembantu rumah tangga.
Karena memiliki dua orang anak maka setiap sore Ibu Sari pulang ke rumahnya. Dan
setiap hari ketika ia pulang bekerja ia sudah selalu disambut hangat oleh kedua
anaknya. Dan pada saat malam hari ketika Ibu Sari melihat anak – anaknya
belajar ia merasa memiliki pecutan. Karena anak – anaknya begitu semangat dalam
belajar. Jadi mau tidak mau Ibu Sari harus semakin semangat bekerjanya. Dan kini dia dan anak – anaknya hidup lebih
layak dibandingkan sebelumnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar